Makalah Pendidikan dan Budaya


Makalah pengantar ilmu budaya dan humaniora
PENDIDIKAN DAN ASPEK PENTING DALAM BUDAYA
Di tulis oleh:
 Marzatil Husna
Amal Fahri
          Rahayu
                                   Ahmad Hilman AK
          
                                                uin.jpg
                                                SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
                              2015

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang mana atas limpahan, rahmat dan karunia-Nya sehingga tugas makalah Pengantar Ilmu Budaya dan Humaniora yang berjudul Pendidikan dan aspek penting dalam kebudayaan dapat terselesaikan yang mana semua ini berkat kerja keras dan kerja kelompok yang baik.
Kami menyadari tugas makalah Pengantar Ilmu Budaya dan Humaniora  ini tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa bimbingan, dorongan, dan bantuan dari beberapa pihak baik dalam bentuk materi maupun non materi. Dan dalam penulisan makalah ini kami senantiasa dihadapkan berbagai kesulitan dan hambatan. Oleh karena itu, perkenankanlah kami penulis mengucapkan banyak terima kasih
Akhir kata, kami menyadari bahwa dalam penyusunan tugas makalah pengantar ilmu Budaya dan Humaniora ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, sangat diharapkan setiap saran dan kritikan yang sifatnya membangun untuk penyempurnaan makalah ini sehingga dapat bermanfaat bagi peningkatan pengetahuan dan pengembangan pendidikan terutama dibidang Pendidikan.

Penyusun makalah
Kelompok 5




                                                                        DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN..............................................................................................
BAB 2
PEMBAHASAN....................................................................................................
a.       Kebudayaan...................................................................................................
b.      Pendidikan......................................................................................................
c.       Arti bahasa dalam proses pendidikan...........................................................
d.      Hubungan antara berfikir dan bahasa............................................................
e.       Arti tradisi lisan dalam proses pembelajaran
BAB 3
PENUTUP.............................................................................................................................
KESIMPULAN......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................

BAB 1
PENDAHULUAN

Pendidikan secara umum berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti( kekuatan batin, karakter), pikiran (intelek) dan tubuh anak. Dalam pengertian ini mengandung makna bahwa pendidikan pada Taman Siswa tidak boleh dipisah-pisahkan, tetapi sebagai suatu kesatuan untuk memajukan kesempurnaan hidup, yakni kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik selaras dengan dunianya.
Kebudayaan merupakan dasar dari praksis pendidikan, maka bukan saja seluruh proses pendidikan berjiwakan kebudayaan nasional, tetapi juga seluruh unsur kebudayaan harus diperkenalkan dalam proses pendidikan. Hal ini berarti kesenian, budi pekerti, syarat-syarat agama (nilai-nilai agama), sastra (dongeng, babat, cerita-cerita rakyat dan sebagainya), juga pendidikan jasmani. Program pendidikan yang komprehensif tersebut menuntut suatu suasana pendidikan berbudaya yang hanya dapat diwujudkan secara efektif di dalam system pondo


         
BAB 2
PEMBAHASAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Melihat sejarah peradaban manusia telah begitu banyak upaya untuk mewariskan pengetahuan dan keterampilan kepada generasi berikutnya. Seiring perjalanan zaman dan semakin bertambahnya pengetahuan dan keterampilan yang harus diwariskan kepada anak-anaknya, pada akhirnya para orang tua semakin menunjukkan ketidaksanggupan lagi untuk mengajarkan semua pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya kepada anak-anaknya. Sejak saat itu, mulailah ada upaya-upaya pembelajaran melalui cara-cara yang tidak formal sesuai pengetahuan dan keterampilan yang diinginkan para anaknya.
Selanjutnya seiring pembaruan dan perkembangan zaman, di mana pengetahuan dan keterampilan yang harus dipelajari bertambah dan berkembang semakin kompleks, kemudian upaya-upaya pembelajaran tersebut mulai diformalkan dalam bentuk apa yang sekarang dikenal dengan persekolahan. Dimana pun proses pendidikan terjadi, menunjukkan bahwa pendidikan mempunyai nilai-nilai yang hakiki tentang harkat dan martabat kemanusiaan. Namun, belakangan lembaga pendidikan yang namanya “ sekolah “ ini hanya menyediakan waktu yang sangat terbatas dengan aturan yang ketat, serta cenderung menganggap sebagai satu-satunya lembaga pendidikan. Manakala membicarakan pendidikan cenderung yang dibahas adalah sistem persekolahan, akibatnya, paradigma, dan lebih banyak adaptif daripada inisiatif. [1]
Pendidikan sangatlah berpengaruh terhadap terjadinya dalam kebudayaan, bagaimana pendidikan dapat mengembangkannya dalam kebudayaan, kebudayaan yang sangat berperan terhadap pendidikan pula, pendidikan yang hanya dituju dan membuat orang berfikir bahwa pendidikan hanya penting seperti sekolah, perguruan tinggi dan seberapa penting dalam kebudayaan.
Pendidikan dalam aspek penting terhadap kebudayaan sangat berpengaruh penting karena pendidikan mempersiapkan generasi muda terlibat dalam kehidupan sehari-hari dalam kelompok mereka, yang merupakan unsur kesatuan budaya, berhubungan dengan seluruh kehidupan yang memenuhi kepuasan dalam keluarga, pekerjaan, sebagai warga negara, selaku umat yang terpadu serta penuh dengan makna kehidupan. Dapat disimpulkan berdasarkan pendapat di atas bahwa pendidikan umum ini mempersiapkan peserta didik, terutama generasi muda untuk menjadi “ manusia yang sesungguhnya “ yang manusiawi, mengenal diri sendiri, manusia lain di sekelilingnya, sadar akan kehidupan yang luas dengan segala masalah dan kondisinya yang menjadi hak dan kewajiban tiap orang untuk memberdayakannya sebagai anggota keluarga, masyarakat, warga negara dan dunia, dan akhirnya selaku umat manusia sebagai ciptaan Tuhan Maha Pencipta. Karena manusia dalam hidupnya mengalami pengalaman hidup yang penuh makna, bahkan aktivitas sosial dan budayanya pun dipengaruhi oleh pola-pola makna yang memberdayakan hidupnya. Pendidikan umum merupakan proses pembangkitan makna-makna yang esensial yang membimbing pelaksanaan hidup manusia melalui perluasan dan pendalaman makna-makna tadi. [2]
Pendidikan secara praktis tak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai budaya. Dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan sendiri, secara proses mentransfernya yang paling efektif dengan cara pendidikan. Keduanya sangat erat sekali hubungannya karena saling melengkapi dan mendukung antara satu sama lainnya.
Tujuan pendidikan pun adalah melestarikan dan selalu meningkatkan kebudayaan itu sendiri, dengan adanya pendidikanlah kita bisa mentransfer kebudayaan itu sendiri dari generasi ke generasi selanjutnya. Dan juga kita sebagai masyarakat mencita-citakan terwujudnya masyarakat dan kebudayaan yang lebih baik ke depannya, maka sudah dengan sendirinya pendidikan kitapun harus lebih baik lagi.
A. Kebudayaan
Kebudayaan sebagai hasil budi manusia, dalam hal berbagai bentuk dan menifestasinya, dikenal sepanjang sejarah sebagai milik manusia yang tidak kaku, melainkan selalu berkembang dan berubah dan membina manusia untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan kultural dan tantangan zaman tradisional untuk memasuki zaman modern.
Manusia sebagai mahluk berakal dan berbudaya selalu berupaya untuk mengadakan perubahan-perubahan. Dengan sifatnya yang kreatif dan dinamis manusia terus berevolusi meningkatkan kualitas hidup yang semakin terus maju, ketika alamlah yang mengendalikan manusia dengan sifatnya yang tidak iddle curiousity (rasa keinginantahuan yang terus berkembang) makin lama daya rasa, cipta dan karsanya telah dapat mengubah alam menjadi sesuatu yang berguna, maka alamlah yang dikendalikan oleh manusia. Kebudayaan merupakan karya manusia yang mencakup diantaranya filsafat, kesenian, kesusastraan, agama, penafsiran dan penilaian mengenai lingkungan.
B. Pendidikan
Dalam pengertian yang sederhana dan umum makna pendidikan adalah sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Adapun menurut Carter V.Good dalam Dictinary of Education bahwa pendidikan itu mengandung pengertian:
1. Proses perkembangan kecakapan seseorang dalam bentuk sikap dan prilaku yang berlaku dalam masyarakatnya
2. Proses sosial dimana seseorang dipengaruhi oleh sesuatu lingkungan yang terpimpin (misalnya sekolah) sehingga ia dapat mencapai kecakapan sosial dan mengembangkan pribadinya.
Sedangkan menurut konsep yang dikemukakan oleh Freeman Butt dalam bukunya yang terkenal Cultural History of Western Education bahwa: Pendidikan adalah kegiatan menerima dan memberikan pengetahuan sehingga kebudayaan dapat diteruskan dari generasi ke generasi berikutnya.
Menurut Hasan Langgulung dalam bahasanya mengenai pendidikan adalah aktifitas yang dikerjakan oleh pendidikan dan filsafat-filsafat untuk menjelaskan proses pendidikan, menyelaraskan, mengkritik dan merubahnya berdasar masalah-masalah kontradiksi budaya.
Arus perubahan yang terjadi dalam berbagai struktur masyarakat saat ini, mulai dari pola hubungan sosial, tingkah laku manusia khususnya anak remaja usia sekolah, respon masyarakat terhadap teknologi, dan budaya masyarakat itu sendiri, Cenderung mengalami perubahan. Pendidikan seharusnya menjadi tameng bagi penguatan kearifan dan budaya masyarakat tetapi kenyataannya belum berjalan dengan baik, apalagi ketika menjadikan pendidikan sebagai lembaga yang seharusnya melakukan transformasi dan transmisi budaya. Pertama, fungsi transformasi yang di maksud adalah pendidikan, khususnya tenaga pendidik mampu melakukan proses perubahan ke arah yang lebih baikdan berkembang,baik dari segi pengetahuan sikap atau karakter maupun dari segi ketrampilan dan emosional peserta didik. Kedua, fungsi transmisi berupa upaya pihak – pihak yang terkait dengan pendidikan, khususnya tenaga pendidik, mengantar peserta didiknya untuk selalu mencintai dan mengembangkan dan selanjutnya menginternalisasi budayanya dalam kehidupan sehari- hari.
Tidak susah memahami arti dan makna tradisi lisan dalam pendidikan jika di kaitkan dengan pengalaman dan praktik dalam pendidikan selama ini, baik kedudukannya sebagai pendidik, peseta didik atau sebagai pengamat. Lisan sering di artikan dengan bahasa, ucapan tutur yang di ungkapkan dalam bentuk kata dan kalimat – kalimat tertentu. Banyak perantara yang digunakan sebagai budaya  menjadi metode pendidikan, untuk memberdayakan demi perkembangan pendidikan seperti, Kaitannya dengan bahasan ini, ada tiga hal penting yaitu ;
1.      ARTI BAHASA DALAM PROSES PENDIDIKAN
Bahasa merupakan alat komunikasi bagi manusia. Setiap komunitas atau entitas manusia pasti memiliki konsesus bersama sebagai simbol – simbol komunikasi antar sesama mereka. Pada awalnya setiap komunitas, biasanya mereka yang bermukim dalam suatu wilayah tertentu menggunakan simbol-simbol tertentu dalam melakukan interaksi, akan tetapi melalui suatu konsensus bersama mereka menyepakati secara informal beberapa kata dan menjadi bahasa komunitas tersebut. Selanjutnya dikernbangkan rnenjadi kebiasaan (sebagai hasil kebudayaan) dalam kelornpok yang lebih besar. Bahasa Berkembang sesuai dengan perkernbangan dan ekspansi manusia dalam menjalani hidupnya. Pendidikan sebagai alat transmisi pemikiran dan pandangan manusia kepada rnanusia yang lain (proses pedagogrk) membutuhkan alat komunikasi yang disepakati atau rnenjadi kebiasaan oleh komunitas tersebut.[3]
Kaitannya dengan bahasan ini menurut Vygotsky seorang ahli psikologi Rusia, mengatakan bahwa semakin luas perspektif yang diberikan pada suatu ide, rnaka semakin baik ide tersebut (Tllaar, 2004:47). Ide Vygotsky ini dapat dituangkan dalam tiga konsep pokok berikut.
  • Belajar selalu dalarn konteks sosio-kultural.
  • Belajar dalarn lingkupan pengernbanganyang lebih luas.
  • Hubungan antara berpikir dan bahasa, sebagai alat rnenyampaikan pikiran.
bahasa yang baik digunakan dalarn proses pendidikan betul-betul berasal dari pengetahuan yang ada dalam alam pikiran seseorang, tetapi juga membutuhkan fomulasi bahasa yang lebih mudah dipahami oleh pendengarnya. Dalam konteks inilah peran bahasa sangat urgen bagi pendidikan.
2.      HUBUNGAN ANTARA BERFIKIR DAN BAHASA
Bahasa adalah merupakan alat suatu kelompok rnanusia dalam menyampaikan pandangan, idea atau gagasan kepada orang lain. Pendidikan tidak bisa dilepaskan dari berpikir, karena itu dapat juga dipandang sebagai proses transfer (rnernindahkan) pikiran seseorang kepada orang lain melalui bantuan bahasa.
Menurut Tilaar (2OO4: 194) antara berpikir dan bahasa terdapat suatu interelasi yang sangat kuat. Menurutnya, Antara kata dan ide merupakan satu jalur dua arah. Tanpa bahasa tidak mungkin orang berpikir. Tanpa bahasa pula orang tidak mungkin perkembangan pribadi seseorang akan tumbuh. Oleh sebab itu, dalam suatu rnasyarakat yang beragam masalah bahasa khususnya bahasa lokal merupakan kunci untuk membuka pintu dunia yang lebih luas. Penjabaran yang lebih operasional, bahasa dipandang sebagai alat untuk rnengkomunikasikan maksud dan kepentingan seseorang atau sekelompok orang kepada orang lain. Pendidikan adalah Proses memberikan pemahaman pada orang lain, rnernbutuhkan komunikasi yang baik antara subjek, termasuk sumber belajar yang juga harus ditelaah dengan cermat melalui fasilitas bahasa.
Begitu pentingnya bahasa, sehingga dalam penetapan standar evaluasi nasional (UAN) menjadikan pengetahuan bahasa sebagai salah satu indikator kelulusan peserta didik. HaI ini dianggap penting karena faktor berpikir (alam pikiran manusia) hanya bisa di telaah dengan pemahaman bahasa yang baik. Begitu pula dengan kemampuan bahasa sangat didukung oleh faktor berpikir yang luas Saling rnendukung dan menopang dalam kegiatan pendidikan, baik pendidikan formal,infomnal, maupun non formal.
 3. ARTI TRADISI LISAN DALAM ROSES PEMBELAJARAN
Tradisi lisan sering dipahami sebagai kebiasaan-kebiasaan tutur atau berbicara antar manusia dalam komunitasnya. Tradisi Iisan suatu kebudayaan yang berkaitan dengan menyampaikan kehendak, ide dan maksud seseorang melalui bahasa lisan dengan makna yang dalam. Para ahli antropologi seperti Margaret Mead, mengatakan bahwa suatu hal yang penting di dalam konsep pendidikan adalah terjadinya suatu pergeseran dari kebutuhan seorang individu untuk belajar mengenai hal-hal yang disetujui orang dalam masyarakat berubah menjadi keinginan individu untuk rnengajar seseorag tentang hal-hal yang dianggap sebagai sesuatu yang perlu dipelajari.
BAB 3
KESIMPULAN
Pendidikan dan kebudayaan sangatlah bergantungan, budaya dapat mengembangkan pendidikan dan pendidikan juga dapat mengembangkan pendidikan. Bahasa adalah merupakan alat suatu kelompok rnanusia dalam menyampaikan pandangan, idea atau gagasan kepada orang lain.tanpa proses pendidikan tidak mungkin kebudayaan berlangsung berkembang, melalui pendidikan seseorang itu dibentuk dan dikembangkan.
     Para ahli antropologi seperti Margaret Mead, mengatakan bahwa suatu hal yang penting di     dalam konsep pendidikan adalah terjadinya suatu pergeseran dari kebutuhan seorang individu untuk belajar mengenai hal-hal yang disetujui orang dalam masyarakat berubah menjadi keinginan individu untuk mengajar seseorang tentang hal-hal yang dianggap sebagai sesuatu yang perlu dipelajari.

DAFTAR PUSTAKA
Irianto,Yoyon Bahtiar , M.Pd, Kebijakan Pembaruan Pendidikan, Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2012.
Elly M.Setiadi, Kama A.Hakam dan Ridwan Effendi, Ilmu Sosial Budaya Dasar ,Jakarta: Kencana,2006
Http.Sugengriadi1213.wordpress.com










[1] Dr. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd, Kebijakan Pembaruan Pendidikan, Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2012, hal: 1
[2] Elly M.Setiadi, Kama A.Hakam dan Ridwan Effendi, Ilmu Sosial Budaya Dasar ,Jakarta: Kencana,2006, hal: 8
[3] Http.Sugengriadi1213.wordpress.com

Posting Komentar

0 Komentar